Putaran mesin tidak bisa langsam atau tidak stasioner, bisa
dipastikan terdapat udara palsu yang masuk selain dari karburator. Udara
tersebut bisa masuk dari sambungan-sambungan yang kurang rapat pada
intake manifold, baik sambungan dengan karburator atau sambungan dengan
kepala silindernya (gambar atas).
Udara yang masuk tidak kita inginkan tersebut akan mengacaukan setelan
karburator. Gejalanya nampak saat mesin sudah mulai panas. Ketika gas
dilepas, putaran mesin tidak mau turun.
Untuk mencari letak
kobocorannya, kita mengalami kesulitan, karena memang tidak kelihatan
mata. Tapi tenang, ada cara yang cepat untuk mencari kebocoran, hanya
dengan bantuan setetes bensin.
“Kebocoran bisa dideteksi dari
gejala yang ditimbulkannya. Untuk mencari dimana kebocoran tersebut bisa
menggunakan bensin dengan cara diteteskan pada lokasi yang dicurigai
bocor (gbr samping),” beber Catur, salah satu pengajar di VEDC Malang.
Logikanya
dengan ditetesi bensin pada lokasi yang bocor saat mesin hidup,
campuran bahan bakar yang masuk ke ruang bakar akan bertambah. Bukan
hanya dari karburator saja, tapi bahan bakar juga masuk melalui lokasi
yang kita tetesi dengan bensin tadi.
“Bahan bakar yang masuk ke
ruang bakar bertambah sehingga putaran mesinnyapun akan naik. Dengan
demikian kita tahu lokasi dimana terdapat kebocoran,” tambahnya.
“Tapi
ingat, jangan terlalu banyak meneteskan bensin saat kondisi mesin hidup
dan panas, karena bisa menyebabkan kebakaran,” wanti pria hobi
motor-motor tua ini.
0 komentar:
Post a Comment