Showing posts with label Tips Otomotif. Show all posts
Showing posts with label Tips Otomotif. Show all posts

Sunday 7 April 2013

Penyebab Kick Starter Ngelos

Pernah enggak merasakan kopling ngelos? Tapi, ini ngelos yang lain. Tepatnya saat kick starter digenjot enteng alias hilang seperti nggak ngengkol. Ditekan kaki sampai gempor, motor ndak bakalan hidup.

Kejadian ini ulah kampas kopling. Kalau kampas kopling sudah aus, gejala seperti itu bakal muncul. Tapi, pastinya itu bukan satu-satunya. Makanya jangan kaget kalau sudah ganti kampas, kick starter masih tetap ngelos. Pasti ada sebab lain.

Untuk jenis motor sport atau modifikasi kopling manual, bisa disebabkan setelan tidak pas. Misal setelan terlalu rapat sehingga kopling terus menekan.

Sudah pasti susah distarter. Makanya kalau setel kopling mesti cari paling ideal. Bukan cuma ngejar tuas enteng. Tapi, rasakan di gigi. Kalau susah masuk, itu belum maksimal.

Sedangkan untuk jenis bebek yang pakai kopling otomatis, gejala itu bisa disebabkan karena kopling otomatis. Kalau tiga per sentrifugal sudah lembek, bisa juga jadi penyebab. Perhatikan juga mangkok kopling otomatis. Jika tergores, juga bisa menyebabkan kopling otomatis nggak bekerja maksimal.

Dan yang perlu diingat saat pengecekan atau ganti komponen jika sudah uas (terkikis), baiknya selalu gunakan part OEM. Memang sih agak mahal, tapi kualitasnya terjamin juga lebih tahan lama pakai dan enggak sering bongkar pasang.

Ganti Filter Udara Honda BeAT, Tiap 15 Ribu Km

Populasi Honda BeAT sudah enggak banyak lagi, tapi buanyak banget! Matik andalan Honda ini penjualannya selama tahun 2012 saja sudah tembus 1,3 juta unit. Kalau begitu, enggak ada salahnya mengingatkan para pemilik motor sejuta umat ini soal perawatan.

Salah satu yang krusial adalah filter udara. Menurut Safrudin, kepala bengkel Clara Motor II, bengkel resmi Honda yang berlokasi di Jalan Raya Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, filter udara memiliki fungsi menyaring udara bebas dari luar yang akan masuk ke ruang pembakaran agar selalu dalam keadaan bersih.

Udara yang disaring tadi kemudian akan menuju ke ruang pembakaran dengan bahan bakar. Dengan bercampurnya udara dan bahan bakar, maka kedua zat ini akan berubah menjadi gas lalu menuju ruang silinder.

“Kalau udara yang masuk bercampur dengan debu, pasir atau kotoran lain, akibatnya bisa fatal. Piston, ring piston dan dinding silinder menjadi aus atau baret. Itulah kenapa fungsi filter udara sangat penting,“ jelas pria ramah yang akrab disapa Udin ini.

Pada Honda BeAT, filter udara yang digunakan adalah tipe kertas. Sama seperti motor-motor baru kebanyakan. Filter udara tipe kertas ini punya keunggulan bila dibandingkan dengan filter udara busa, yaitu pori-porinya berukuran lebih kecil daripada filter busa. Sehingga dapat lebih baik dalam proses penyaringan udara.

Untuk perawatannya, Udin menjelaskan bahwa filter udara tipe kertas yang dipakai di Honda BeAT, harus diganti secara berkala tiap 15.000 kilometer. Ia mewanti-wanti untuk tidak membersihkan filter udara secara manual.

“Adanya oli khusus yang melapisi filter kertas membuat filter kertas tidak dapat dibersihkan dengan dilap ataupun disemprot kompresor. Karena kandungan olinya bisa hilang dan akibatnya penyaringan menjadi terganggu. Makanya maksimal 15.000 kilometer filter udara ini harus diganti,“ tegas Udin.

15.000 kilometer itu sekitar satu sampai satu setengah tahun. Lumayan lama kan! Harga filter udara tipe kertas yang digunakan di Honda BeAT ini juga tidak terlalu mahal. Cuma Rp 43 ribu saja!

Problem Busi Honda Vario, Coba Atasi Pakai Busi Dingin

Tarikan Honda Vario Techno 125 PGM-FI mbrebet pada putaran bawah kerap dialami beberapa pemiliknya. Memang ini membuat berkendara jadi terasa kurang nyaman.

Dengan persoalan ini, pabrikan Honda juga tidak tinggal diam. Langkah yang diambil untuk menghilangkan masalah mbrebet itu mengganti tipe businya dengan yang berkarakter lebih dingin.

Dari pabriknya, Vario Techno 125 PGM-FI dibekali busi dari dua vendor yang berbeda. Tapi, yang dipasang di motor, ya tetap satu, lho. Karena kan memang mengaplikasi satu busi di ruang bakar. He,he,he...

Untuk NGK pakai yang kodenya CPR7EA-9 dan Denso pakai yang kodenya 22EPR9. Meskipun beda vendor busi, tapi sebenernya spek kedua busi ini sama untuk Vario Techno 125 PGM-FI.

“Sebetulnya businya sudah sesuai spesifikasi mesin, tapi masalahnya bisa jadi dari kualitas bahan bakar yang kurang bagus. Ini yang sebabkan gejala motor brebet,” menurut sumber dari PT Astra Honda Motor (AHM).
Nah, menurut pengujian yang dilakukan pihak AHM, penyebab mbrebet sebetulnya bukan dari busi bawaan Vario Techno 125 PGM-FI itu sendiri. Baik itu NGK ataupun Denso, tak masalah. Tapi disinyalir dari bahan bakar yang mengandung ferrocene.

Ferrocene ini, semacam aditif bahan bakar yang dipakai buat meningkatkan level kadar oktan di bahan bakar. Sayangnya efek aditif ini bisa menimbulkan deposit di ruang bakar, bahkan di elektroda busi.

Padahal, busi yang bagus mempunyai karakter self cleaning alias bisa membersihkan deposit sendiri ketika busi berada di suhu tertentu. Adanya deposit di elektroda, tentu membuat letikkan api menjadi tak sempurna dan mengganggu kinerja mesin.

Pengalaman mbrebet itu sempat dirasakan Cipto Sumayanto. Pria ini, salah satu pemilik Honda Vario Techno 125 PGM-FI. “Motor saya sempat mengalamai masalah tersendat-sendat, nah saat servis saya meyampaikan keluhan ini di bengkel AHASS,” bilangnya.

Kemudian, ketika itu juga langsung ditangani dengan penggantian busi baru. Namun tipenya berbeda dari yang lama.

“Setelah pulang dari bengkel, sampai saat ini enggak ada lagi masalah mbrebet tuh,” ujar pria yang tinggal di Karang Tengah, Jakarta Selatan yang dapat busi ini dengan cuma-cuma dari dealer tempatnya servis.

Busi baru yang giganti, kebetulan memakai NGK kodenya CPR9EA-9. Busi ini sama dengan yang dipakai pada Honda BeAT injeksi. Dimana, spesifikasi busi ini tertera di katalog skubek itu.

Dari kodenya tergolong busi dingin. Busi dingin ini, memiliki karakter punya kemampuan menyerap serta melepas panas kepada sistem pendinginan lebih cepat dari pada busi standarnya.

Karena mampu bekerja pada temperatur ruang bakar yang lebih rendah. Maka bisa saja pengendapan deposit menjadi lebih cepat dihilangkan ketimbang aplikasi busi tipe panas. Mungkin, ini yang menyebabkan gejala yang Cipto rasakan tak muncul lagi.

Atasi Pully CVT Berdecit

Kejadian ini dialami Agus di Yamaha Mio J miliknya. Ketika hendak dipakai jalan, seiring bukaan gas diputar, timbul suara berdecit dari CVT. Suaranya, mirip tikus yang mengeluarkan suara nyaring. Cit...cit..citt..

"Tapi, suara itu kadang timbul dan kadang hilang. Selain timbul suara, ketika mau mulai berjalan pun, terasa agak tersendat-sendat laju motor. Tapi, kalau sudah dipakai jalan, gejala itu hilang,” beber pria yang tinggal di Kebon Kopi, Pondok Betung, Tangerang Selatan.

Tentunya, enggak mungkin kalau binatang pengerat alias tikus itu mampir ke CVT dong. He,he,he. Nah, kemungkinan terbesar, gejala itu bisa disebabkan dari kampas kopling yang aus.

"Atau, bisa juga karena mangkok kopling yang kotor. Masalah seperti ini bisa dihilangkan kok,” beber Uchay dari Uchay Speed di Tanah Kusir III, Jakarta Selatan.

Diagnosa Uchay juga didukung Slamet selaku Instruktur Yamaha Engineering School (YES) PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

“Suara itu ditimbulkan karena kampas yang selip ketika berakselerasi. Suara ini bisa lebih keras karena adanya rongga (dua lapisan) di bagian rumah kopling yang berfungsi sebagai pendinginan,” bilang Slamet.

Kampas yang aus atau potensi menimbulkan selip, bisa dicirikan dari bentuknya yang keras dan juga pancarkan warna mengkilap. Sehingga, terkesan licin bagian tapak kampas itu.
"Solusinya, buka bagian CVT. Baik itu mangkok dan kampas kopling juga,” saran Uchay. Jika sudah dibuka, gosok permukaan luar kampas pakai sikat kawat agar menjadi kasar. “Bisa juga gunakan ampelas yang kasar,” tambahnya.

Tujuan membuat kampas ini kasar, agar cengkraman kampas ke mangkok kopling menjadi lebih menggigit lagi. Karena daya tekan kampas jadi maksimal.

Tak tertinggal, mangkok kopling juga dibersihkan. Mungkin, kondisi permukaan dalam mangkok yang biasa bergesekan dengan kampas juga kotor. Membersihkannya, gunakan ampelas halus.

“Tapi, tak usah terlampau ditekan ketika mengampelasnya. Asal gosok saja. Setelah itu, semprot pakai angin kompresor,” saran Uchay lagi.

Masih menurut Uchay, untuk hilangkan berdecit, bisa juga dengan melakukan teknik pengeleman di mangkok kopling. “Bisa gunakan lem instan yang cepat kering. Lem di bagian pinggir mangkok kopling. Pasti suara decit hilang,” bebernya.

Tapi, sedikit saran, sebaiknya jika tak perlu dilem, ya tak usah. Karena suara decit ini bisa digunakan sebagai indikator keausan kampas kopling juga kan.

Memilih Radiator Coolant, Jangan Tertipu Warna

Istilah radiator coolant  (RC) tak asing bagi pemilik motor yang dilengkapi radiator.  RC ini diyakini lebih membantu proses pendinginan mesin dibanding dengan air biasa. Bahkan beberapa APM (Agen Pemegang Merek) pun merekomendasikan penggunakaan RC dibanding air. Benarkah? Yuk, kita kupas.

Sistem pendingin radiator, wajib dibantu oleh air. Fungsi air ini bersirkulasi di dalam mesin sehingga menjaga mesin dalam temperatur ideal. Apabila mesin terlalu panas, jadinya overheat.

“Sebetulnya, menggunakan air biasa pun tidak masalah. Hanya saja harus dipilih yang benar-benar tidak mangandung mineral (alkali) dan asam. Air mengandung mineral akan menyebabkan radiator berkerak. Bila terlalu banyak mengandung asam, akan menyebabkan korosi. Nah, karena kualitas air tidak bisa dipastikan inilah makanya orang beralih ke RC,” buka Antony Setiadi, pakar kimia lulusan Amerika. 

Kandungan di RC itu sendiri adalah air murni, glycol dan anti-karat. Glycol menjadi unsur terpenting di dalan RC. Karena fungsinya, “Menaikan titik didih air, dan menurunkan titik beku air. Di daerah tropis seperti Indonesia, fungsinya lebih ke menaikkan titik didih. Karena kita tidak ada musim salju,” tambah pria berkacamata ini.

Sampai berapakah kenaikan titik didih air di radiator? Itu tergantung berapa persen kandungan glycol di coolant itu sendiri. Misal, kandungan glycol-nya 10 persen, maka titik didih air naik hingga 110 derajat celcius.
Jadi,   fungsi coolant bukan untuk mendinginkan temperatur, tetapi memperpanjang titik didih air di dalam sistem pendinginan. Jadi, kalau ada yang bilang radiator coolant bisa mendinginkan temperatur mesin, itu bohong.

Selain itu, glycol juga mengandung bahan pelumas. Karena air di dalam radiator kan juga melewati water pump. Nah, part ini perlu pelumasan agar awet.

Di pasaran, RC dijual dalam 2 kemasan. Kemasan langsung tuang dan kemasan konsentrat. Untuk kemasan konsentrat, maka kita harus mencampurkan coolant tersebut dengan air. Karena di dalamnya hanya murni glycol.

Kandungan lain yang ada dalam RC adalah anti-karat. Anti-karat ini bertugas melindungi besi di dalam radiator biar tidak korosif. Sehingga, radiator tidak gampang bocor. 

Jadi, kalau memilih RC lihatlah spesifkasi. Perhatikan kandungan glycol di dalamnya dan juga ada anti karatnya atau tidak. Jangan terpaut pada warna saja. Karena warna merah, kuning maupun hijau itu tak punya pengaruh berlebih.

“Itu hanya zat pewarna biar tampilan menjadi terlihat menarik saja,” tegas pria yang juga menciptakan cairan pembersih senjata di dunia militer ini.

Slang Vakum Yamaha Mio Bocor, Bikin Tak Kuat Nanjak

Erik Kristian yang siswa SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang, Jawa Tengah mengeluhkan Yamaha Mio miliknya. Ketika dipakai jalan, motor seolah-olah kehilangan tenaga. Terutama, jika berkendara di jalan menanjak yang butuh putaran mesin lebih tinggi.

Usut punya selidik, ternyata masalahnya muncul dari saluran vakum yang ada di intake manifold. Saluran itu, berfungsi untuk membuka katup keran bensin dengan memanfaatkan kevakuman yang ada di ruang bakar.

Dengan adanya kevakuman tersebut, keran bensin akan terbuka dan akhirnya bahan bakar yang ada di tangki akan mengalir ke karburator. Tetapi, jika kinerja mekanisme terganggu dengan adanya kebocoran di slang vakum, maka pembukaan keran tak akan maksimal.

“Selain itu, kevakuman di ruang intake manifold juga akan turun. Ini yang menyebabkan bahan bakar yang terisap masuk juga berkurang karena adanya kebocoran. Akibatnya, pembakaran yang terjadi tidak sesuai kebutuhan,” beber Tri Wahyanto, pemilik bengkel Serba Jaya, Suruh, Kab. Semarang yang senantiasa berbagi tips perawatan motor.
Dengan campuran bensin yang miskin, ruang bakar hanya terjadi letikan api dan proses kompresi seadanya. Ini yang membuat tenaga motor menjadi loyo!

“Pada Yamaha Mio, slang vakum di intake manifold tidak hanya membuka keran bahan bakar saja. Tapi, juga berfungsi untuk membuka katup AIS,” timpal Tri yang kerap menangani problem seperti ini di motor yang usung karburator vakum.

Untuk memastikan, bisa mengecek secara visual. Apakah terdapat kerusakan atau retak-retak, yang menyebabkan terjadinya kebocoran.

“Kebocoran bisa juga terjadi pada sambungan yang tidak rapat. Pastikan semua sambungan diklem secara benar dan kuat. Jika ada kecoboran slang, baiknya ganti baru,” sarannya.

Thursday 4 April 2013

Daftar Setelan Kerengangan Klep Matik, Sesuai Anjuran Pabrik

Kerenggangan klep adalah celah yang terjadi antara rocker arm dan ujung batang klep. Setiap engine, bisa diciptakan dengan celah yang berbeda-beda sseuai setingan, agar mesin bekerja secara maksimal.

Kerengganan ini, bisa juga berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dan performa mesin. Kali ini, coba dibahas celah kerenggangan klep ditiap skubek.

“Celah ini sangat penting, makanya pabrikan memberikan rentang ukuran yang sudah distandarkan sesuai spek engine. Bila mesin masih standar, diharapkan mengikuti anjuran pabrik. Bila tidak, banyak pengaruh buruk yang akan timbul,” kata Titut Winarto, Chief mekanik dari dealer resmi Honda Wahana Artha.
Bila celah terlalu rapat, mesin cepat panas dan akselarasi kurang alias lemot. Saat setingan klep dipaksa renggang, timbul suara nyaring akibat benturan yang tidak normal antara ujung batang klep dan rocker arm di daerah mesin. Bila ingin seting kerenggangan klep, baiknya gunakan fuller gauge. “Jangan pakai feeling atau kira-kira. Karena satuan yang digunakan adalah milimeter,” tambahnya.

Selain timbul suara nyaring macam knocking dan performa menurun, ketidak cocokan setingan klep in dan ex bisa mempercepat masa pakai part tersebut. “Saat seting kerenggangan klep, kondisi mesin harus dalam keadaan dingin,” saran Muhammad Abidin, General Manager Service and Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). (motorplus-online.com)SUZUKI
Suzuki Skywave

In 0,04 -0,08 mm
Ex 0,09 – 0,16 mm

Suzuki Skydrive
In 0,04 -0,08 mm
Ex 0,09 – 0,16 mm

Suzuki Hayate
In 0,04 -0,08 mm
Ex 0,09 – 0,16 mm

Suzuki Nex
In 0,04 -0,08 mm
Ex 0,09 – 0,16 mm

Suzuki Nex Fi
In 0,04 -0,08 mm
Ex 0,09 – 0,16 mm

Suzuki Spin
In 0,04 -0,08 mm
Ex 0,09 – 0,16 mm


HONDA
Honda Vario 110
In 0,16 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,25 mm -/+ 0,02 mm

Honda Vario Techno
In 0,16 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,25 mm -/+ 0,02 mm

Honda Vario 125 PGM-Fi
In 0,16 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,25 mm -/+ 0,02 mm

Honda Scoopy
In 0,14 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,14 mm -/+ 0,02 mm

Honda Scoppy PGM-Fi
In 0,14 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,14 mm -/+ 0,02 mm

Honda BeAT Fi
In 0,14 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,14 mm -/+ 0,02 mm

Honda BeAT
In 0,14 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,14 mm -/+ 0,02 mm

Honda PCX 125
In 0,10 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,24 mm -/+ 0,02 mm

Honda PCX 150
In 0,10 mm -/+ 0,02 mm
Ex 0,24 mm -/+ 0,02 mm


YAMAHA
Yamaha Nouvo
In 0,08 mm – 0,12 mm
Ex 0,08 mm – 0,12 mm

Yamaha Nouvo Z
In 0,06 mm – 0,10 mm
Ex 0,08 mm – 0,12 mm

Yamaha Mio
In 0,06 mm – 010 mm
Ex 0,08 mm – 0,12 mm

Yamaha Mio Sporty & Mio Soul
In 0,06 mm – 010 mm
Ex 0,08 mm – 0,12 mm

Yamaha Mio J & Mio GT
In 0,08 mm – 0,12 mm
Ex 0,09 mm – 0,13 mm

Yamaha Xeon & Xeon RC
In 0,08 mm – 0,12 mm
Ex 0,16 mm – 0,20 mm

Yamaha Fino
In 0,06 mm – 0,10 mm
Ex 0,08 mm – 0,12 mm

Pasang Electric Starter di Yamaha RX-King, Jadi Lebih Praktis!

Di motor sport macam Yamaha RX-King tidak mengaplikasi elektric starter. Apalagi RX-King termasuk motor 2-tak yang di zamannya terasa aneh jika ada elektrik starternya.

Namun sekarang zaman serba praktis, cuy. Supaya simpel enak pasang elektrik starter. Seperti yang dilakukan Evnu Prastowo dari Tole Motor pada Yamaha RX-King keluaran 2000. Sebenarnya pemasangan elektrik starter ini awalnya untuk mendukung konsep modifikasi RX-King-nya, yang diubah lebih modern bergaya street fighter.

Namun enggak ada salahnya langkah ini juga ditiru pemilik RX-King lainnya. “Pakai elektik stater punya Honda Vario lebih gampang,” buka Evnu yang lebih dikenal dengan panggilan Tole. Lebih gampang karena elektrik starter Honda Vario nggak ada one way. “Kalau pakai elektrik starter yang ada one way susah pasangnya,” tambah Tole.

Siapkan saja dulu elektrik starter Honda Vario . “Bisa beli elektrik starter Honda Vario di AHASS atau toko spare parts Honda,” kata Tole. Jangan tertukar dengan elektrik starter punya Honda Vario 125 PGM-FI, karena Vario injeksi enggak punya dynamo starter.
Komponen elektrik starter ini terdiri dari dinamo, pinion dan rumah pinion. Cara kerjanya dinamo yang berfungsi menggerakkan pinion disuplai listrik dari bendik.
Sedangkan bendik punya peran untuk memutus dan mengalirkan arus listrik dari aki ke dinamo starter.

Selanjutnya dinamo starter berfungsi menggerakan gir pinion. Dinamo starter ini jarang alami kerusakan. Ini terjadi karena karena kumparan dynamo cukup awet.
Dalam rumah pinion tadi terdapat gir kecil yang berfungsi meneruskan daya putar starter ke mesin dengan menggunakan ring gir.

Hal lainnya, tinggal pikirkan cara kerja bendik. “Untuk switch starter atau bendik bisa pakai punya motor apa saja,” jelas Tole yang punya nomer telepon  0811-872325 . Cara pasang yang dilakukan Tole sebenarnya sama saja dengan motor lainnya.
Cara kerjanya cukup mudah. Setelah dinamo starter bekerja menggerakkan gir pinion, selanjutnya gir pinion meneruskan daya gerak ke gir starter yang berada di crankcase kiri.

"Agar lebih mudah gir starter ini juga posisinya berada di magnet dengan membuat dudukan baru. Jadi, ketika elektrik starter ini bekerja, maka akan menggerakan magnet yang juga memutar kruk as buat memompa kompresi di ruang bakar," kata Tole.

Harus dipikirkan dengan cermat penempatan electric starternya Honda Vario ini. “Pasang di bawah crankcase dengan membuat tiga lubang dudukan. Tempat itu paling pas untuk pasang elektrik starter Vario,” cetus Tole dari Jl. Serdang Baru Raya No. 7, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Menurut Tole hal paling sulit. “Pada motor 2-tak lainnya agak susah cari posisi elektrik starter yang pas,” tambahnya. Elektrik starter yang dipasang pada RX-King garapan Tole posisinya termasuk aman karena tidak merusak bagian lainnya atau mengganggu kinerja elektrik starter itu sendiri.

“Ingat! Yang musti diperhitungkan matang, penempatan elektrik starter-nya. Selebihnya, pasangnya sama saja dengan motor lain,” pungkas Tole. Buat tebus electric starter Vario, siapkan uang Rp 375 ribu.

Atasi Kick Starter Skubek Seret, Usir Karatnya!

Jarang dipakai, material besi tempa atau baja bukan tambah awet. Tapi, justru malah timbul karat pada permukaannya. Apalagi jika besi tersebut ada di dalam ruang lembab dan terkadang bertemperatur tinggi. Ditambah, sering kena air hujan. Akibatnya, jamur besi pun lebih cepat berkembang biak.

Contohnya, rangkaian komponen pada slah alias kick starter tunggangan skubek. Terutama, part-part yang ada di dalam rumah CVT. Gara-gara jarang dipakai lantaran lebih efektif dan simple pakai tombol starter, part tersebut kadang bermasalah ketika mau digunakan. Khusunya, bila aki mulai soak.

“Biasanya kick starter enggak mau balik ke posisi awal sehabis ditekan. Kalaupun bisa balik biasanya agak keras dan perlu bantuan tangan atau kaki. Jadi repot urusan selajutnya,” ujar Teguh Wiyono, mekanik Ganesha Motor.

Dipertegas Teguh, penyebab kick starter susah balik bukan ulah susunan gir penghubung tangkai slah. Atau, gigi penghubung dan gir pemutar puli primer mata giginya rusak. Tapi, akibat per stopper pemegang penghubung gir slah dan gir primer mulai dihinggapi karat.

“Begitu kick starter digunakan dan fungsi per stopper sebagai rel juga pemegang gir penghubung malah nggak jalan. Alhasil, batang kick starter yang juga didukung pegas spiral justru enggak mau balik lagi. Itu yang bikin kita kesal,” imbuh warga di Jl. Raya Bekasi Km. 23, Cakung, Jakarta Timur.

Nah, untuk mengembalikan kondisinya ke posisi semula dan bisa normal digunakan, saran pria perawakan gemuk ini untuk lakukan perawatan sederhana. Yaitu, berupa mengusir debu pakai kuas dan udara bertekanan tinggi. Tapi, biar prosesnya mudah, bak luar rumah CVT dibongkar berikut cover pelindungnya.

Ambil contoh kick starter Suzuki Spin 125 yang susunan, bentuk dan dimensi kick starternya tak jauh beda punya Mio, BeAT atau Vario. Lalu setelah debu diusir pakai kuas dan angin kompresor, per stopper dan alur gir penghubung diolesi gemuk alias grease.

“Kenapa lebih tepat gunakan grease, lantaran pakai oli rawan muncrat kemana-mana. Lagipula grease jauh lebih tahan lama daripada pakai oli,” tutup Teguh. Betul itu. CVT kan anti DOA alias Debu, Oli dan Air.

Cari Top Kompresi, Untuk Setel Klep Mesin 4-tak

Motor 4-tak dalam perawatan rutin perlu melakukan penyetelan klep. Tujuannya untuk mengembalikan kondisi kerenggangan celah katup kembali ke seperti standar. Sehingga diharapkan kinerja mesin akan kembali maksimal.

Ada yang perlu diperhatikan penyetelan klep. Langkah yang harus dilakukan sebelumnya yaitu seting piston pada posisi TMA (Titik Mati Atas). Tidak hanya itu, syarat yang lain yang perlu dilakukan adalah posisi katup dalam kondisi bebas, pelatuk tidak sedang menekan klep. Sehingga bisa disetel kerenggangannya.

Jangan lupa, posisi piston pada TMA atau kondisi dimana piston berada di puncak (TOP) ada dua kondisi. Yang pertama top kompresi, dimana top ini terjadi setelah akhir langkah isap. Yang kedua adalah top buang dimana posisi piston di atas setelah akhir langkah buang.

Nah, untuk melakukan penyetelan klep, posisi piston harus berada pada top kompresi. “Untuk mencari posisi tersebut harus menyesuaikan tanda T yang ada pada magnet dengan tanda yang ada di blok, dan juga tanda yang ada pada timing gear dengan tanda yang ada pada kepala silinder,” buka Agus Wahyudi dari VEDC Malang.

Biasanya untuk mencari posisi tersebut kita harus melepas tutup timing gir keteng lebih dulu. Sehingga akan terlihat tanda yang ada pada timing gir.
“Tapi, untuk mempersingkat waktu dalam melakukan penyetelan katup, kita tidak perlu membuka tutup timing gir. Kita cukup membuka tutup baut magnet dan lubang pengintai tanda T yang ada di magnet saja,”tambahnya.

Dengan cara melihat pergerakan katup, kita akan tahu posisi piston pada top kompresi atau top buang. Kembali pada penjelasan di atas bahwa top kompresi terjadi setelah langkah isap, berarti kita bisa tahu bahwa disitu terjadi gerakan pembukaan katup hisap.

Caranya kita raba katup isap maupun buang dengan jari-jari kita. Sambil kita putar magnet menggunakan kunci T kearah depan kita rasakan katup mana pelatuk yang bergerak menekan.

Jika yang bergerak katup isap atau katup yang ada di atas, berarti akan ketemu tanda T pada lubang intip magnet. Tanda T yang terlihat dari lubang intip tersebut menunjukkan piston pada posisi top kompresi. Tapi, jika yang bergerak menekan katup buang berarti akan terjadi top buang.

Jika tanda T yang ada di lubang intip sudah pas dengan tanda pada tutup magnet selanjutnya bisa melakukan penyetelan celah klep.

Wednesday 3 April 2013

Pasang Puli Yamaha Fino Lokal di Mio, Akselarasi Lebih Cepat!

Konsep motor modifikasi selembaran alias standaran yang lagi 'bumming' di kalangan tukang kulik mesin, jurus ini tidak ubahnya seperti menipu.

Maaf.., kenapa begitu? Karena meskipun tampilan luar yang dipamerkan terlihat standar, namun jika dipertegas atau dicek pakai alat ukur tertentu, pasti ada bagian part yang beda dari aslinya. Tapi, trik ini bukan salahi aturan, cuma memang begitu konsep modifikasinya.
Contoh paling gampang dilihat puli penggerak di CVT Yamaha Mio korekan Ferdian alias Konde. Biar enggak kelihatan ada perubahan apalagi tampak penggantian komponen aftermarket, Konde lebih memilih ganti part standar punya skubek sejenis tapi beda varian.

Kebetulan antara Mio dan Mio Fino mengusung spek mesin sama, tapi desain dan tampilan luar Mio Fino lebih klasik dibanding Mio Sporty.

“Yang dipakai puli penggeraknya punya Mio Fino lokal dan bukan yang import dari Thailand. Kalau yang import bentuk sudut kemiringan dudukan belt beda. Begitu juga rumah roller yang lebar juga bobot roller yang lebih berat. Sehingga agak repot jika diaplikasi ke Mio lokal,” ucap mekanik Ton’s Motor di Komp. BTN Jl. Delima Raya, Kembangan Utara, Jakarta Barat.

Lajut Konde, perbedaan puli Mio Fino lokal dibanding Mio standar bukan cuma terlihat pada sudut mangkuk puli. Tapi, juga di tiap lubang dudukan rumah roller yang bentuk lengkungannya lebih dalam juga landai ke atasnya.

“Kelebihan puli penggerak dengan bentuk atau spek seperti itu, akselarasinya lebih cepat dan berlangsung hingga rpm tengah ke atas. Makanya pas banget buat bikin Mio modif selembaran,” ingatnya.

Adapun cara untuk membedakan antara puli Mio standar, Fino lokal dan import bisa diketahui dari kode yang tercetak di part. Untuk Mio lokal kodenya 5LW dengan sudut kemiringan 13,5 derajat dan bobot roller 10 gram. Sedangkan Fino lokal kodenya 5VV, bobot 10 gram tapi sudut kemiringan 14 derajat.

Sedangkan Fino import keluaran lama kodenya 5DO dengan cirinya kemiringan puli 14,5 derajat dan bobot roller yang mencapai 14 gram.

Naik Stroke Suzuki Satria F150, Jadi 220 cc Tanpa Paking

Buat pemilik Suzuki Satria FU150 yang ingin meningkatkan volume silinder dengan naik stroke, ini ada tips mengakali naik stroke no paking. Maksudnya, tanpa paking tebal. Jadi, hanya menggunakan paking standar saja.

"Tidak terlalu sulit kok. Cukup gunakan pen kruk as alias pen bawah yang lebih kecil ketimbang pen kruk as Satria. Yaitu, pakai pen bawah Yamaha RX-King,” saran Achmad Junaidi dari Duffy Duck Motor (D2M).

Pria yang sudah banyak membuat FU150 membengkkan kapasitas mesinnya ini siap berbagi tips. Yang pertama disiapkan, pen kruk as RX-King. Diameter pen bawah milik F150 bermain di 30 mm, maka RX King hanya berdiameter 20 mm.


"Dengan pen yang lebih kecil, maka pen bisa digeser lebih jauh, sekitar 5 – 6 mm. Jadi, total stroke naik turun bisa sentuh 12 mm,” bilang Jun, sapaan akrab Junaidi.
Usai menggeser pen kruk as sekitar 12 mm (total), maka total stroke yang diusung F150 sekarang sentuh 60,8 mm. Ya, 48,8 + 12 = 60,8 mm.

Selain mengaplikasi pen bawah lebih kecil, syarat selanjutnya adalah mengadopsi setang seher yang lebih pendek. Dalam hal ini, Jun mengadopsi setang seher milik RX-King yang hanya memiliki panjang 100 mm.

"Lebih pendek sedikit memang ketimbang setang seher FU150 yang 102,5 mm. Pakai setang ini, cukup aman kok,” sebut tunner yang workshop-nya di Jl. Kapin No. 1, RT 08/08, Kalimalang, Jakarta Timur.

Belum cukup sampai situ saja, langkah yang dilakukan agar FU150 mencapai 220 cc no paking. Sobat, juga kudu aplikasi piston yang lebih pendek. Saran mekanik 26 tahun ini, bisa aplikasi piston milik Kawasaki Eliminator.
"Untuk piston ini, bisa pakai yang ukuran 67 – 68 mm. Piston ini, mengusung diameter pen piston 16 mm,” timpal Jun. Tetapi saran Jun, pakai yang 68 mm agar mencapai 220 cc.

Bagian permukaan piston, juga butuh dipapas jika sobat terapkan stroke 60,8 mm. Itu agar dome piston tak membentur kepala silinder dan klep. Papasnya, cukup sekitar 2 mm saja kok. “Kalau Cuma terapkan stroke 58 mm, enggak perlu papas kok,” tambahnya.

Itu karena jarak antara permukaan piston dengan kepala silinder masih tergolong jauh. Jadi, aman tanpa perlu dipapas. Lain hal jika aplikasi stroke maksimal (60,8 mm). Tanpa papasan, yang pasti bisa mentok.

"Jangan lupa juga. Ketika dipapas, bikin bentuk ulang coakan di permukaan piston untuk klep. Jadi, makin tak kuatir mentok. Bentuk atau dalamnya coakan juga akan pengaruhi rasio kompresi mesin nantinya," tutup Junaidi.

Tuesday 2 April 2013

Dimensi Roller Bukan Patokan Oprek CVT Matik

Mengubah kombinasi roller di continuously variable transmission alias CVT pada skubek, wajar untuk dilakukan. Apalagi jika niatnya ingin mengejar perfoma mesin keseluruhan.

Biar nggak salah beli dan pilih ukuran bobot roller, akan lebih baik jika dilacak sebelumnya ukuran standar roller di skubek kita. Baik itu jumlah roller yang terpasang saat ini, juga ukuran berat standar.

Jika ukuran masih standar wajib sama. Semua mempunyai berat 10 - 12 gram. Baik itu skubek Yamaha, Suzuki, Honda maupun Kymco. Ukuran berat segitu, sepertinya pas dengan kondisi skubek yang beredar di sini. Karena cc enggak berbeda jauh.

Cuma meskipun beratnya sama, tapi dari tampilan terlihat jauh berbeda. Ada kecil dan ada juga yang besar. Dari bentuk fisik ini, punya Yamaha memiliki ukuran paling kecil. Baik diameter luar maupun diameter dalam. Sedangkan punya skubek Suzuki, Spin 125 dan Skywave 125, memiliki bentuk paling besar.

Tapi sekali lagi, berat roller yang besar tetap sama dengan roller yang kecil. Ukuran beda disebabkan perbedaan desain rumah roller atau variatornya. Contoh pada Honda Vario dan BeAT. Roller BeAT lebih kecil beberapa milimeter.

Tapi, kembali beratnya tetap sama dengan punya Vario yang memang abang kandung BeAT. Konon beda dimensi lebih kecil sedikit karena konstruksi CVT yang juga lebih kecil.

Bushing di Pin Driven Face Transmisi CVT, Bikin Minim Friksi

Skubek yang mengaplikasi sistem penggerak roda ala Continuously Variable Transmission (CVT), pasti dilengkapi dengan sliding sheave. Ya, semacam piringan yang berfungsi sebagai dudukan dari rumah kopling ganda. Part ini, juga dilengkapi dengan pin roll sliding sheave. Ada juga pabrikan yang menyebut part dengan istilah pin driven face. Pin ini, punya beragam model.

Tetapi sebelum bicara tentang macam pin driven face ini, sebaiknya kenali dulu fungsinya. Disebut sliding sheave atau driven face, karena part yang menyerupai bentuk piringan ini akan bekerja naik-turun seiring bukaan grip gas untuk mendorong kopling menekan mangkuk kopling dan bikin motor berjalan.

Ketika grip gas dibuka, maka sliding sheave akan naik atau bergerak maju ke depan. Sehingga, belt yang ada di belakang bergerak turun demi membuat motor melaju. Begitunya pergerakan sliding sheave atau driven face ini, ditopang pin yang berada di semacam lubang atau got di driven face alias part yang digerakkan.

Di skubek macam Yamaha Mio, pin yang diaplikasi memiliki model layaknya batang. Model ini berbeda dengan pin yang ada di skubek Honda. “Di matik Honda seperti Vario, BeAT atau Scoopy, memiliki bushing lagi untuk melapisi kerja pin,” ungkap Ipin, mekanik JP Racing dari bilangan Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang.
Menurut Ipin, secara kerja, pin milik Honda cenderung lebih awet. Karena mengaplikasi model bushing layaknya laher, part inilah yang berfungsi bekerja naik-turun. Jadi, sedikit atau minim friksi.

“Sedang di model lain, pin yang bertemu langsung dengan lubang. Jadi cenderung akan lebih cepat aus,” bilang mekanik berdarah Betawi ini lagi.

Usah khawatir. Jika pin ini aus, harga juga tidak tergolong mahal. “Untuk pin driven face Honda, satu set pin dijual Rp 4 ribu. Ada tiga set yang dipakai. Jadi, total sekitar Rp 12 ribu. Baiknya, cek kondisi pin ini setiap penggantian belt sekitar setiap 24.000 kilometer,” timpal Abdul Rohim, kepala mekanik bengkel resmi Honda di Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang.

Nih, Jadwal Ganti Part Fast Moving Matik Honda

Dengan karakternya yang lebih mudah dan nyaman untuk dikendarai, serta dimensinya yang bersahabat untuk digunakan di jalan raya kota-kota besar, maka wajar bila sepeda motor jenis matik menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.

Nah, untuk menjaga performa matik selalu dalam kondisi prima, tentunya perawatan berkala mutlak dilakukan. “Perawatan berkala harus dilakukan agar awet, dan selalu dalam kondisi baik ketika dipakai sehari-hari," jelas Safrudin, kepala mekanik AHASS Clara Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sambil membeberkan jadwal ganti komponen fast moving khusus matik Honda.

"Dengan mengetahui jadwalnya, jadi bisa ikut memperhatikan kondisi motornya. Enggak ada lagi tiba-tiba mogok atau celaka gara-gara komponen rusak," ungkap mekanik yang selalu serius ini.

 Komponen          Periksa             Ganti
 Servis Rutin  Per 4000km
 Oli Mesin  Per 4000km
 Oli Gear  Per 8000km
 Busi  Per 8000km
 Belt  CVT  Per 8000km  Per 24000km
 Filter Udara  Per 16000km
 Filter Bensin  Per 48000km
 Kampas Kopling  Sesuai tingkat keausan

Untuk diketahui, data di atas adalah batas maksimal penggantian komponen, tidak menutup kemungkinan salah satu komponen sudah harus diganti bila saat diperiksa ternyata ditemui kerusakan.

“Semua tergantung cara pakai pemilik motor juga, kalau pakainya kasar bisa cepat rusak, begitupun sebaliknya. Tapi, kalau memang sudah waktunya ganti komponen ya harus ganti. Demi kenyamana dan keselamatan berkendara juga," tegas Safrudin.

Pasang Puli CVT Laher, Penyesuaian Roller Aja

Pasang seperti layaknya puli standar Puli rumah roller yang diluncurkan Kawahara Racing ada dua pilihan. Pertama, puli menggunakan roller yang dimensinya sama dengan standar Mio. Sedang pilihan kedua, puli yang rollernya besar atau big pulley.

Puli dengan dimensi roller standar Mio, cocok digunakan buat mesin standar hingga bore up yang tak terlalu besar. Sedang big pulley, cocok dipakai di pacuan bore up besar di atas 200 cc. “Tapi, tergantung kebutuhan mesin sih,” ujar Deny Mansur dari Clinic Motor di kawasan Halim, Jakarta Timur.

Usai membeli puli yang dilengkapi laher bambu di bagian lubang as itu, giliran pasang. Buka cover CVT Mio. Lepaskan ke-13 baut pengencang cover pakai kunci T 8. Ketika melepas baut, ingat-ingat tiap posisi baut.

Sebab dari 13 baut yang ada, 3 beda panjangnya. Baut terpanjang, untuk bagian tengah CVT. Sedang dua baut yang panjangnya di bawah itu, untuk bagian terujung depan-belakang CVT. Itu lho, yang dilengkapi bushing.

Cover CVT terbuka, lanjutkan melepas baut pengencang as puli pakai kunci sok 17. Tapi, agar puli tak ikut berputar, gunakan tracker. Setelah puli standar dan belt dicopot, sobat pasang deh puli Kawahara. Usai memasang puli dan belt, jangan lupa memberikan ring as puli sebelum memasang kipas puli. Sebab jika tidak, jarak puli dan kipas jadi dekat. Akibatnya, tarikan bawah jadi berat.

Oh ya! Tentukan berat roller yang ingin dipakai. “Pakai puli Kawahara ini, sebaiknya total roller sedikit diberatkan 3 gram,” saran Deny yang beken dipanggil Komeng itu.

Itu agar napas mesin tidak terlalu pendek. “Kalau motor standar pakai roller 10 gram, total keseluruhan jadi 60 gram. Baiknya dibikin jadi 63 gram dengan cara silang 3 roller. Pakai kombinasi 10 dan 11 gram,” saran tunner saran Komeng sapaannya.

Kini giliran memasang kipas puli. Ketika aplikasi puli pulley, ring matahari tak lagi dipakai karena kipas tak dilengkapi coakan ring. Langsung pasang ring dudukan baut dan baut 17 mm saja. Tapi jika sobat aplikasi puli yang roller standar, tetap pakai ring matahari itu ya.

Kemiringan Puli CVT, Pengaruhi Akselerasi

Banyak yang main bubut puli CVT. Seperti mengubah derajat kemiringan puli. Katanya mempu mempengaruhi akselerasi? Agar tidak salah kaprah harus diikuti penyesuain part lain.

13,5º - 14,5º
Di pasaran banyak beredar puli atau rumah roller dengan kemiringan berbeda. Mulai dari 13º hingga 14,5º. “Derajat kecil membuat akselerasi lebih cepat. Derajat besar, untuk kejar top speed,” bilang Benny Rachmawan, Product Development Mitra2000, produsen TDR.
Namun hati-hati. Misalnya di Mio. “Ketika pakai 13,5º, v-belt cepat rusak. Soalnya kemiringan belt standar Mio 14º,” sebut Kentar dari Hariot’s feat KeySpeed, Bandung, Jawa Barat.

Tapi, kalau pakai puli 14,5º, belt bisa pakai milik Fino. Namun selain belt, part lain yang kudu disesuaikan pastinya puli terluar rumah roller atau disebut puli kipas. Derajat kemiringannya kudu sama layaknya puli roller.

ALUR ROLLER
Menurut Miekeel Tjahjanto, bisa juga tempuh cara lain buat atur akselerasi. Efeknya lebih bagus ketimbang bermain kemiringan puli. “Bisa tetap pakai puli standar Mio atau Nouvo yang 5LW. Tapi, alur roller di puli dipapas atau dicoak,” sahut pemilik MC Racing di Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Jakarta Barat. 
Setelah itu, penutup roller juga diganti pakai part dari Yamaha Fino lama yang berkode 4DO. Karena punya bagian ujung lebih ke atas. “Kombinasi ini bikin roller bisa naik lebih tinggi lagi,” tutupnya. Jadi, tidak merusak belt. Namun top speed tetap dapat.

Monday 1 April 2013

Maksimalkan Puli CVT Belakang

Performa motor matik, tidak hanya ditentukan oleh puli CVT depan. Tapi, peran part yang ada di puli belakang juga bisa dimainkan demi hasil maksimal. Tentunya, agar akselerasi makin sesuai keinginan.

Seperti alur lubang pin di secondary sliding sheave. Banyak produsen part racing yang tawarkan seting akselerasi lewat part ini. Yaitu, adanya pilihan kontur atau bentuk lubang pin. Tapi sayang, part ini hanya terbatas di satu merek skubek aja. Ya, di Mio. Part aftermarket yang ditawarkan produsen, memiliki 6 lubang. Sedang part standarnya, hanya 3 lubang.

Karena adanya 6 lubang, maka karakter akselerasi yang ditawarkan ada 2 pilihan. Lubang berbentuk lurus, memberikan akselerasi spontan dari bawah-atas. “Kalau model yang seperti lambang petir, itu seperti lubang standar. Ada coakan. Powerband lebih lebar karena sempat lama di rpm tengah,” sebut Mariasan Kocek, salah satu tunner JP Racing.

Karakter keduanya bisa disesuaikan, tergantung kebutuhan. Misalnya buat di trek lurus 201 meter. Pilih model standar agar napas tak cepat habis. Tapi, kalau di balap matic race, agar motor cepat teriak, bisa pilih yang model lurus.
Selain secondary sliding sheave, permainan di bagian per juga turut menunjang. Di pasaran, terdapat part aftermarket yang memiliki berbagai tingkat kekerasan. “Main per, seperti main gigi di motor bertransmisi,” timpal Kocek.

Misalnya, per klep keras. Buat akselerasi dipacuan bertenaga besar, pegas keras ini cocok digunakan buat kejar putaran bawah. Tapi efeknya, top speed yang dikorbankan. Berbeda jika pakai per lembut. Maka belt akan terus naik hingga ke ujung maksimal puli.

Tak tertinggal, kampas kopling. Banyak juga tawaran bahan yang dipakai agar cengkraman maksimal. Misal, kampas yang bahannya dicampur karbon atau kuningan. Efeknya, kampas jadi jauh lebih menggigit mangkok kopling.

Ganti Roller Honda PCX, Agar Tarikan Lebih Enteng

 
Urusan performa mesin, banyak pengguna motor matik yang kurang puas pada tarikan awalnya. Kondisi perkotaan yang menuntut gaya berkendara stop and go dirasa kurang mumpuni kalau masih andalkan mesin standar. Solusinya bisa modifikasi sektor mesin atau sektor lain.

Usaha lainnya untuk mendapatkan performa terbaik dari motor matik, yaitu dengan mengakali area CVT. Salah satunya bagi pengguna Honda PCX bisa subtitusi rollernya dengan punya Suzuki Skywave.

Berat roller PCX yang aslinya 18 gram dirasa cukup berat untuk tarikan awal. “Apalagi dengan kondisi motor sudah alami modifikasi di kaki-kaki,” kata Budi ‘Big’ Rahmanto dari Big Modification.

Honda PCX yang sudah ganti kaki-kaki lebih besar otomatis lebih berat untuk tarikan awal. Makanya Budi yang suka dipanggil ‘Big’ ini siasati dengan mengganti roller standar pakai punya Suzuki Skywave yang hanya 15 gram.

“Lumayan, kini tarikan awalnya lebih enteng,” kata Big dari Jl. H. Mugeni I No. 32, Pisangan Lama 3, (Mushola At-Taufik), Jakarta Timur.

Enggak usah banyak cingcong langsung saja 10 baut cover CVT PCX dibukamenggunakan kunci T 8. “Setelah itu pulley-nya juga dibuka dengan kunci pas ukuran 22,” jelas Big yang berbadan tambun itu.

Kemudian siapkan roller Skywave dengan harga Rp 75 ribu satu set. Bentuknya sendiri sama-sama bulat. Tapi, yang membedakannya yaitu roller punya Skywave lubang di tengahnya lebih besar dari Honda PCX.

Setelah pakai roller Skywave, baru pasang kembali pulley berikut cover CVT. "Sebenarnya pakai roller racing juga bisa, tapi resikonya suka cepet aus,” kata modifikator yang sedang banyak kebanjiran order modif PCX ini.

Agar usia pakainya lebih awet, membersihkan roller secara berkala juga perlu dilakukan. Bisa pakai bensin dan kuas untuk merontokkan debu dan kotoran yang menempel.

Tuesday 19 March 2013

Ganti radiator coolant VARIO yuk



Sesuai judulnya,disini saya ingin sedikit berbagi tips buat otonetters khususnya pemakai vario.Sebagaimana mesin yang berpendingin air tentunya radiator vario perlu dilakukan perawatan,salah satunya adalah penggantian air radiator.
Cara penggantianya pun cukup mudah,bisa dilakukan sendiri di rumah.

Alat yang kita perlukan cukup sederhana:

1.kunci T 8 mm
2.kunci L 8 mm
3.nampan

Bongkar yuk...........

Sebelum dibongkar pastikan suhu mesin dalam keadaan dingin.Berikut urutan pembongkaran :

1.Buka cover radiator.



Cover ini diikat 3 buah baut 6 mm.gunakan kunci T 8 mm untuk membukanya


2.Buka baut pembuangan.
Gunakan kunci L 8 mm untuk membuka baut ini.diputar berlawanan arah jarum jam.Sebelumnya
siapkan dahulu nampan untuk menampung air radiator bekas
 


4.Setelah air radiator terkuras habis tutup kembali lubang
pembuangan.Perlu diperhatikan disini untuk torsi pengencangan secukupnya karena bahan dari plastik jadi rawan patah.


5.tuang radiator coolant melalui lubang radiator sampai penuh.
Tutup kembali lubang pengisian radiator.
 

6.Setelah diisi, cek volume coolant radiator dengan cara
menghidupkan mesin sekitar 5 sampai 10 menit. Jika tidak turun,berarti sudah mengisi ke mesin.Kemudian barulah mengisi tabung cadangan (reservoir) melalui lubang yang terdapat di bawah jok.

7.rakit kembali cover radiator.
Cukup mudah kan.selamat mencoba.